Apakah Makmum Tetap Wajib Membaca Surat Al-Fatihah?

Apakah Makmum Tetap Wajib Membaca Surat Al-Fatihah?

Fatwapedia.comBerikut ini fatwa tentang hukum membaca surat Al-Fatihah bagi makmum saat shalat berjamaah.

السؤال: هذه رسالة وردت من السائل عبد الله سليمان البازعي من أربعية القصيم، يقول: إن بعض الأئمة في الصلاة الجهرية -كالمغرب وغيرها من العشاء والفجر- يسرعون بعد قراءة الفاتحة في قراءة سورةٍ بعدها، ولا يجعلون للمأموم فرصة لقراءة الفاتحة، فبماذا تنصحون من يفعل ذلك من الأئمة؟ وماذا على المأموم إذا لم يقرأ الفاتحة في الركعتين الأوليين؟

Pertanyaan: Surat ini datang dari penanya Abdullah Sulaiman, berkata: sebagian imam pada saat shalat jahriyah seperti Maghrib, Isya dan Subuh, mereka membaca suratan dengan cepat setelah membaca alfatihah (tanpa jeda) tidak memberikan kesempatan kepada makmum untuk membaca alfatihah, dengan apa anda menasihati para imam yang melakukan hal itu, dan apa hukumnya makmum yang tidak Membaca Al-Fatihah pada dua rakaat pertama?

الجواب: أما الأئمة الذين يصنعون ذلك، ولا يسكتون بين قراءة الفاتحة وقراءة السورة التي بعدها، يمكن أن يكون ذلك الفعل منهم صادراً عن جهل أو عن علم، فقد يكون عن علم؛ 

Jawaban: Para imam yang melakukan demikian, dimana mereka tidak berhenti diantara Al-Fatihah dan membaca suratan, perbuatannya itu bisa jadi bersal dari ketidaktahuan atau karena ilmu, dan bisa jadi justru karena ilmu.

وذلك لأن حديث سَمُرَة في إثبات السكتتين -إحداهما بعد قراءة الفاتحة- اختلف العلماء في تصحيحه، فمنهم من رآه صحيحاً وعمل به، وقال: إنه يشرع للإمام أن يسكت بعد قراءة الفاتحة، 

Hal ini dikarenakan hadits riwayat samrah dalam menetapkan hukum dua tempat berhenti, salah satunya setelah membaca alfatihah, para ulama berbeda pendapat mengenai kesahihannya, diantara mereka menganggap itu hadits shahih dan diamalkan, berkata: disyariatkan bagi imam untuk diam setelah membaca alfatihah,

والسكتة الواردة سكتةٌ مطلقه ليست محدده كما حددها بعض الفقهاء بمقدار قراءة المأموم للفاتحة، وإنما هي سكتةٌ مطلقة للفصل بين فرض القراءة ونفلها، 

Dan diam yang dimaksud dalam hadits adalah diam mutlaq tidak terbatas seperti yang dibatasi oleh sebagian fuqaha dengan kadar diamnya cukup bagi makmum membaca alfatihah, akan tetapi diam mutlaq untuk memisahkan antara bacaan wajib (Al-Fatihah) dan bacaan sunnah (suratan),

ومن العلماء من لا يصحح الحديث, ولكن الحديث نرى أنه حجة، وقد أثبته الحافظ ابن حجر في فتح الباري، وقال: إنه ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم هذا السكوت،هذا بالنسبة للإمام.

Dan diantara ulama ada yang tidak menilai shahih hadits tersebut, namun kami menilai hadits ini bisa jadi hujjah, Alhafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari berkata: sesungguhnya hadits ini shahih dari Nabi, diam disini Anjuran bagi imam saja,

أما بالنسبة للمأموم فإنه يقرأ الفاتحة ولو كان الإمام يقرأ، على الوجه الذي نختاره لعموم قول النبي صلى الله عليه وسلم: «لا صلاة لمن لم يقرأ بأم القرآن». وهذا الحديث ثابت في الصحيحين وغيرهما،

Adapun bagi makmum maka membaca alfatihah meskipun imam sedang membaca suratan, mengikuti pendapat yang kami pilih berdasarkan keumuman sabda Nabi yang artinya: Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca alfatihah” hadits ini tsaabit di dalam shahihain dan lainnya.

 وفي حديث عبادة بن الصامت في السنن أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى بهم صلاة الصبح وانصرف، قال: «لعلكم تقرءون خلف إمامكم»؟ قالوا: نعم. قال: «لا تفعلوا إلا بأم القرآن؛ فإنه لا صلاة لمن لم يقرأ بها»

Dalam hadits Ubadah bin Shamit, bahwa Nabi shalat bersama mereka shalat subuh, dan selesai shalat nabi bertanya: Apakah kalian membaca di belakang imam kalian? Mereka menjawab; Iya, Nabi bersabda: jangan lakukan itu kecuali dengan membaca alfatihah, karena tidak sah shalatnya orang Yang tidak membacanya (Al-fatihah)”

. وهذا ظاهر في أن المأموم يقرأ حتى في الصلاة الجهرية؛ لأن هذه صلاة الصبح وهي صلاة جهرية، هذا الحديث واضح في أنه يقرأ ولو كان الإمام يقرأ، ويشهد له عموم الحديث السابق الذي أشرنا إليه. 

Dan ini jelas bahwa makmum membaca alfatihah meskipun shalat jahriyah, karena shalat subuh adalah shalat jahriyah, dan hadits ini sudah gamblang menjelaskan bahwa makmum membaca alfatihah meskipun imam sedang membaca suratan. Dan dalilnya adalah keumuman bhadits tersebut yang telah kami sampaikan.

فعلى هذا نقول للمأموم: اقرأ الفاتحة، إن أكملتها قبل أن يبتدئ الإمام بقراءة ما بعدها فذاك، وإن شرع الإمام في قراءة ما بعدها قبل إكمالك سورة الفاتحة فاستمر عليها حتى تكملها.

Maka dengan ini kami katakan pada makmum; bacalah Al-Fatihah, jika memungkinkan selesai sebelum imam mulai membaca suratan, dan jika imam sudah mulai membaca suratan sebelum anda selesai membaca alfatihah maka lanjutkan hingga selesai.

Diterjemahkan oleh: Akmar Kholid S

Sumber:

المصدر: سلسلة فتاوى نور على الدرب > الشريط رقم [1]

Leave a Comment