Cara Halal Memuaskan Suami Saat Haidh

Cara Halal Memuaskan Suami Saat Haidh

Fatwapedia.com – Sebagaimana kodrat wanita dewasa adalah mengalami masa haidh atau menstruasi. Ada beberapa larangan yang berlaku bagi wanita saat haidh seperti shalat dan puasa. Tak hanya itu bagi wanita yang telah menikah, maka saat haidh dilarang melakukan hubungan intim dengan suaminya. Lantas bagaimana caranya seorang istri tetap bisa memuaskan dan membahagiakan suami saat haidh? Berikut penjelasannya.

السلام عليكم أخوكم في الدين من المغرب. أشتغل بعيدا عن بيتي مما أضطر للغياب تقريبا شهراً كاملاً ولما أعود غالباً ما أجد زوجتي حائضا مما يجعلني لا أستطيع الاتصال بها جنسياً هل من حل؟.وتقبلوا مني سيدي المفتي فائق تحياتي وشكرا.

Pertanyaan: 
Assalamualaikum. Aku adalah saudara seagama mu dari Maroko. Aku bekerja jauh dari rumah, Dimana aku harus pergi kurang lebih selama 1 bulan penuh. Saat aku pulang seringkali istri sedang haidh sehingga aku tidak bisa menyalurkan hasrat biologisnya, apakah ada solusi? Salam hormat dan terimakasih dari saya.

الإجابــة
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد: فإن جماع الرجل لزوجته أثناء تلبسها بالحيض حرام بالكتاب والسنة، وإجماع علماء الأمة، ولا يجوز بحال من الأحوال،

Jawaban: 

Alhamdulillah, sesungguhnya hubungan intim antara Suami dengan istrinya saat haidh adalah haram menurut Al-Qur’an dan Sunnah serta ijma ulama, tidak boleh melakukannya dengan cara apapun.

وذلك لقول الله تعالى: (وَيَسْأَلونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذىً فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ) [البقرة: 222].

Hal itu berdasarkan firman Allah yang artinya: Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid;dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu.

وعندما نزلت هذه الآية قال النبي صلى الله عليه وسلم: “اصنعوا كل شيء إلا النكاح” متفق عليه. فهذا يدل على تحريم الجماع تحريماً باتاً، وهو ما أجمع عليه علماء الأمة.

Dan tatkala turun ayat ini Nabi bersabda: “Lakukan segala sesuatu kecuali jimak” Muttafaq alaih. Hadits ini menunjukkan akan haramnya bersenggama dengan haram yang mutlak. Inilah yang disepakati oleh para ulama.

أما مباشرة المرأة من غير جماع فيما فوق السرة، وتحت الركبة، فهذا جائز باتفاق العلماء، وكذلك مباشرتها فيما بين السرة والركبة من فوق حائل: إزار أو سراويل أو غيرها.

Adapun menggauli istri selain jimak selain bagian antara pusar dan lutut, maka boleh dengan kesepakatan para ulama, begitu juga dibolehkan Menggauli istri saat haidh antara pusar dan lutut dengan menggunakan kain penutup seperti sarung dan celana.

أما ما بين السرة والركبة مما عدا الفرج والدبر، فقد اختلف العلماء في مباشرته بدون حائل، والأحوط الابتعاد عنه،

Sedangkan bagian antara pusar dan lutut selain pada kemaluan dan dubur, para ulama berbeda pendapat apakah boleh menggaulinya tanpa penghalang, namun yang lebih hati-hati adalah menjauhinya.

فقد ثبت أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يأمر زوجاته بالاتزار ثم يباشرهن، كما في حديث عائشة أنها قالت: “كانت إحدانا إذا كانت حائضاً، فأراد رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يباشرها، أمرها أن تأتزر بإزار في فور حيضتها، ثم يباشرها” متفق عليه.

Telah berlaku bahwa Rasulullah menyuruh para istrinya untuk memakai kain lalu menggaulinya, sebagaimana dalam hadits Aisyah ia berkata: Adalah salah seorang diantara kami apabila haidh dan Rasulullah ingin menggaulinya maka beliau menyuruh agar kami memakai sarung untuk menutupi bagian kemaluan, lalu beliau menggauli. Muttafaq alaih.

فهذا يدل على جواز الاستمتاع بالزوجة الحائض فوق الثياب، وهذا ما يحل لصاحب الزوجة الحائض. والله أعلم.

Maka ini dalil akan bolehnya bersenang senang dengan istri saat haidh diatas kain. Inilah perbuatan halal bagi suami saat istrinya haidh. Wallahu a’lam.

Diterjemahkan oleh: Akmar Kholid S

Leave a Comment