Bukan Sunnah Tapi Inilah Hukum Mengusap Wajah Setelah Salam

 Oleh: Ahmad Syahrin Thoriq 
Pertanyaan: Afwan kiyai saya sudah membaca tulisan kiyai tentang hukum mengusapkan tangan ke wajah setelah selesai berdoโ€™a. Mohon dijelaskan bila itu dilakukan setelah salam saat selesai shalat.
 ๐—๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ฏ๐—ฎ๐—ป
Ulama berbeda pendapat tentang hukum mengusapkan telapak  tangan setelah selesai dari salam dalam shalat, sebagian menganggap mubah sedangkan sebagian yang lain berpendapat hukumnya makruh. Berikut rinciannya.
๐Ÿญ. ๐—ฌ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—บ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ผ๐—น๐—ฒ๐—ต๐—ธ๐—ฎ๐—ป
Sebagian ulama berpendapat bahwa mengusap dahi atau wajah selesai salam hukumnya boleh. Disebutkan bahwa yang melakukan ini diantaranya adalah imam Ahmad bin Hanbal, berkata imam Ibnu Rajab :
ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ู…ูŠู…ูˆู†ูŠุŒ ุนู† ุฃุญู…ุฏุŒ ุฃู†ู‡ ูƒุงู† ุงุฐุง ูุฑุบ ู…ู† ุตู„ุงุชู‡ ู…ุณุญ ุฌุจูŠู†ู‡
โ€œDiriwayatkan dari Maimuni dari Ahmad, bahwa beliau jika selesai shalat mengusap dahinya.โ€[1]
Termasuk yang membolehkan adalah imam Nawawi, beliau berkata :
ูˆุฑูˆูŠู†ุง ููŠ ูƒุชุงุจ ุงุจู† ุงู„ุณู†ูŠู‘ุŒ ุนู† ุฃู†ุณ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„: ูƒุงู†ูŽ ุฑุณูˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€Œุฅุฐุง โ€Œู‚ูŽุถู‰ โ€Œุตู„ุงุชูŽู‡ โ€Œู…ุณุญูŽ โ€Œุฌุจู‡ุชูŽู‡ ุจูŠุฏู‡ ุงู„ูŠู…ู†ู‰
โ€œKami telah meriwayatkan dari kitab Ibnu Sunni dari Anas bin Malik adalah Rasulullah jika telah selesai shalat, maka beliau mengusap dahinya dengan tangan kanannya…โ€[2]
Kebolehan mengusap wajah setelah salam dalam shalat juga dinyatakan oleh sebagian ulama Syafiโ€™iyyah seperti Ad Dimyati dan Syaikh Abdurrahman penulis kitab Bughyatul Mustarsyidin.
Dalil dari yang digunakan adalah hadits-hadits berikut ini :
1. Dari Anas bin Malik, katanya :
ูƒุงู† ุฅุฐุง ู‚ุถู‰ ุตู„ุงุชู‡ ู…ุณุญ ุฌุจู‡ุชู‡ ุจูŠุฏู‡ ุงู„ูŠู…ู†ู‰ ุซู… ู‚ุงู„ : ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… ุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ุฃุฐู‡ุจ ุนู†ูŠ ุงู„ู‡ู… ูˆ ุงู„ุญุฒู†
โ€œAdalah Rasulullah ๏ทบ  jika telah selesai shalat, maka beliau mengusap dahinya dengan tangan kanannya, kemudian berkata: โ€œAku bersaksi tiada Ilah kecuali Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Ya Allah hilangkanlah dariku kegelisahan dan kesedihan.โ€
Ibnu Sunni no. 112, lemah. Ibnu Rajab al Hanbali dalam Fath al Bari (7/360) mengatakan :
ูˆู„ู‡ ุทุฑู‚ ุนู† ุฃู†ุณุŒ ูƒู„ู‡ุง ูˆุงู‡ูŠุฉ
โ€œHadits ini punya beberapa jalur dari Anas bin malik dan semuanya lemah.โ€
Sebab kelemahannya karena ada rawi yang bernama Salam Al Madaini yang dissebut oleh al Haitsami dalam Majmaโ€™ az Zawaid (10/47) dengan layyinul hadits (haditsnya lemah).
2. Dari Anas bin Malik radhiallahu โ€˜Anhu :
ูƒุงู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅุฐุง ู‚ุถู‰ ุตู„ุงุชู‡ ู…ุณุญ ุฌุจู‡ุชู‡ ุจูƒูู‡ ุงู„ูŠู…ู†ู‰ ุŒ ุซู… ุฃู…ุฑู‡ุง ุนู„ู‰ ูˆุฌู‡ู‡ ุญุชู‰ ูŠุฃุชูŠ ุจู‡ุง ุนู„ู‰ ู„ุญูŠุชู‡ ูˆูŠู‚ูˆู„ : ยซ ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ู‡ูˆ …
โ€œAdalah Rasulullah ๏ทบ jika telah selesai shalatnya, beliau mengusap dahinya dengan tangan kanan, kemudian ke wajah sampai jenggotnya. Lalu berdoa โ€œDengan nama Allah yang Tidak ada Ilah selain Dia….โ€
Hadits ini dikeluarkan oleh at Thabrani dalam Muโ€™jam Ausath no.2520. Hadits ini lemah sekali karena dalam rawinya ada yang bernama Daud al Mihbar yang tertuduh pendusta sebagaimana yang dikatakan oleh imam adz Dzahabi dalam Mizan al Iโ€™tidal (2/20). 
Dalam Jarh wa Taโ€™dil (3/424), disebutkan pula bahwa Abu Hatim mengatakan dia Munkarul Hadits.
๐Ÿฎ. ๐—ฌ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—บ๐—ฒ๐—บ๐—ฎ๐—ธ๐—ฟ๐˜‚๐—ต๐—ธ๐—ฎ๐—ป
Sedangkan mayoritas ulama berpendapat bahwa mengusap wajah atau dahi setelah selesai shalat hukumnya makruh. Imam Nasai bahkan dalam kitab sunannya membuat bab khusus โ€œBab meninggalkan mengusap dahi setelah salamโ€[5]
๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐˜‚๐˜€๐—ฎ๐—ฝ ๐—ธ๐—ฎ๐—ฟ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ ๐˜€๐˜‚๐—ฎ๐˜๐˜‚ ๐—ธ๐—ฒ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—น๐˜‚๐—ฎ๐—ป
Dalam kitab-kitab fiqih dibahas tentang mengusap dahi ketika setelah shalat dengan sebab ada tanah yang menempel. Hal ini karena di zaman Nabi ๏ทบ dan beberapa generasi setelahnya kaum muslimin bersujud langsung di atas tanah. Bila kasusnya karena demikian, penjelasan ulama sedikit berbeda, sebagian membolehkan dan sebagian lagi tetap memakruhkan.
Berkata al imam Nawawi rahimahullah :
ูˆูƒุฑู‡ ุงู„ุณู„ู โ€Œู…ุณุญ โ€Œุงู„ุฌุจู‡ุฉ ููŠ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆู‚ุจู„ ุงู„ุงู†ุตุฑุงู ู…ู…ุง ูŠุชุนู„ู‚ ุจู‡ู…ุง ู…ู† ุบุจุงุฑ ูˆู†ุญูˆู‡
โ€œKalangan ulama klasik memakruhkan mengusap dahi di dalam shalat sebelum selesainya shalat, dengan sebab adanya tanah yang menempel atau selainnya.โ€[6]
Sebagian pihak memahami dari penjelasan di atas bahwa kemakruhan mengusap dahi ini berlaku ketika sedang shalat, namun bila telah selesai dari shalat dan hendak mengusap tanah atau pasir yang menempel, maka tidak makruh lagi. 
Bahkan sebagian ulama Hanafiyah bersebrangan dengan jumhur, yakni tidak memakruhkan meski di dalam shalat jika ada tanah yang menempel di dahi.
As Sarkhasyi berkata :
ู„ูˆ โ€Œู…ุณุญ โ€Œุฌุจู‡ุชู‡ ู…ู† ุงู„ุชุฑุงุจ ู‚ุจู„ ุฃู† ูŠูุฑุบ ู…ู† ุตู„ุงุชู‡ ู„ุง ุจุฃุณ ุจู‡
โ€œSeandainya seseorang mengusap wajahnya karena ada tanah sebelum selesainya shalat itu tidaklah mengapa.โ€[7]
Sedangkan sebagian ulama tetap memakruhkan. Mereka mengatakan bahwa makna โ€œinsharafaโ€ adalah bila telah keluar dari masjid, bukan setelah selesai shalat.[8] Ada riwayat yang bertentangan dengan apa yang telah disebutkan dari imam Ahmad, Berkata al imam Ibnu Rajab al Hanbali :
ูˆูƒุฑู‡ู‡ ุทุงุฆูุฉุ› ู„ู…ุง ููŠู‡ ู…ู† ุฅุฒุงู„ุฉ ุฃุซุฑ ุงู„ุนุจุงุฏุฉุŒ ูƒู…ุง ูƒุฑู‡ูˆุง ุงู„ุชู†ุดูŠู ู…ู† ุงู„ูˆุถูˆุก ูˆุงู„ุณูˆุงูƒ ู„ู„ุตุงุฆู……. ุนู† ุฃุญู…ุฏุŒ ุฃู†ู‡ ูƒุงู† ููŠ ูˆุฌู‡ู‡ ุดูŠุก ู…ู† ุฃุซุฑ ุงู„ุณุฌูˆุฏ ูู…ุณุญู‡ ุฑุฌู„ุŒ ูุบุถุจุŒ ูˆู‚ุงู„: ู‚ุทุนุช ุงุณุชุบูุงุฑ ุงู„ู…ู„ุงุฆูƒุฉ ุนู†ูŠ
โ€œSebagian ulama memakruhkan. Karena dipandang menghilangkan bekas ibadah. Sebagaimana makruhnya mengelap bekas wudhu atau bersiwak bagi orang yang berpuasa…. Dari imam Ahmad bahwa selesai shalat ada sesuatu di dahinya, lalu seseorang datang dan mengusap wajah beliau, maka imam Ahmad marah kepadanya sambil berkata : Engkau telah memutus istighfarnya malaikat kepadaku.โ€[9]
๐—ž๐—ฒ๐˜€๐—ถ๐—บ๐—ฝ๐˜‚๐—น๐—ฎ๐—ป
Hukum mengusapkan tangan ke wajah bukan sunnah, tapi boleh menurut sebagian ulama, terlebih bila ada hajat. Sedangkan ulama yang lainnya memakruhkan namun tidak ada yang sampai mengharamkan.
__________
[1] Fath al Bari li Ibn Rajab (7/360)
[2] Al Adzkar hal. 143
[5] Sunan an Nasai (3/79)
[6] Majmuโ€™ Syarah al Muhadzdzab (4/99)
[7] Al Ushul (1/11)
[8] Umdatul Qari (7/285)
[9] Fath Bari li Ibn Rajab (7/360)

Leave a Comment