Mengenal Silsilah dan Keluarga Besar Nabi

Fatwapedia.com – Nabi Muhammad ﷺ adalah suri tauladan kita. Namun bagaimana kita akan meneladani beliau, jika kita tidak mengetahui siapa beliau?
Pepatah Indonesia mengatakan “tak kenal maka tak sayang”, maka melalui tulisan ringan ini, kami ingin sedikit mengutarakan nama dan silsilah keluarga beliau.
Sebagai seorang muslim sudah seharusnya mencintai Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan menjadikan beliau sebagai suri teladan.
Iya, beliau lah nabi kita, junjungan kita:
Muhammad ﷺ bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan yang merupakan keturunan Nabi Isma’il alaihissalam bin Ibrahim khalilullah alaihissalam.
Namun betapa banyaknya yang mengaku mencintai Rasulullah, sedangkan mereka tidak mengenal siapa ayah dan ibu beliau, siapa kakek dan nenek beliau, siapa saja istri atau ummul mukminin beliau. Apalagi saat ditanya tentang nama-nama putra-putri, paman, bibi, dan lain sebagainya.
Maka menarik untuk kita ketahui bersama tentang keluarga Nabi Muhammad ini, baik kakek, nenek, ayah, ibu, paman, bibi, istri, anak, ibu susuan, dan saudara susuan ini.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat keluarga besar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, semoga bermanfaat.
Pernahkah kita mengetahui bahwa Nabi Muhammad ﷺ mempunyai julukan yaitu manusia keturunan dua orang yang hampir di sembelih. Nabi Muhammad ﷺ bersada:
أنا ابن الذبيحين
“Saya putra dua manusia yang akan disembelih.”[Sirah Ibnu Hisyam 151].
Yang dimaksud dua orang tersebut adalah ayah beliau yang bernama Abdullah dan Nabi Ismail ‘alaihis salam.

Ayahanda Nabi

Nasab beliau adalah Nabi Muhammad ﷺ bin Abdullah bin Abdul Muthallib. Ayah beliau hampir disembelih karena kakek beliau pernah bernadzar, jikalau Abdul Muthallib mempunyai anak 10 maka salah satunya akan disembelih.
وقد كان عبدالمطلب بن هاشم نذر إن توافى له عشرة رهط أن ينحر أحدهم فلما توافى له عشرة أقرع بينهم أيهم ينحر فطارت القرعة على عبدالله بن عبدالمطلب وكان أحب الناس إلى عبدالمطلب فقال عبدالمطلب اللهم هو أو مائة من الإبل ثم أقرع بينه وبين الإبل فطارت القرعة على المائة من الإبل
Dulu Abdul Muthalib pernah bernadzar, jika dia memiliki 10 anak lelaki maka akan menyembelih salah satunya. Ketika Abdul Muthalib memiliki 10 anak lelaki, dia mengundi siapa anaknya yang akan disembelih. Ternyata yang keluar nama Abdullah. Sementara Abdullah adalah anaknya yang paling dia cintai. Kemudian Abdul Muthalib mengatakan, “Ya Allah, Abdullah atau 100 ekor onta.” Kemudian dia mengundi antara Abdullah dan 100 onta. Lalu keluar 100 ekor onta.[Tarikh Attabari 497].
Namun ayah beliau meninggal karena sakit, saat pergi berdagang ke syam, dan ketika hendak pulang ke Makkah ayah nabi meninggal dan dimakamkan di An Nabighah, padahal Abdullah ayah beliau sudah sangat menanti atas kehadiran sang buah hatinya. Namun takdir Allah sudah ditentukan,

Ibunda Nabi

Adapun ibu beliau bernama Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf. Usia Ibunda Nabi tidak terlalu lama, kemudian beliau menyusul sang suami.

Kakek Nabi

  • Nama kakek dari pihak ayah : Syaibah bin Hâsyim dikenal dengan nama ‘Abdul Muttalib.
  • Nama kakek dari pihak ibu: Wahab bin Abdulmanaf bin Zuhrah bin Kilab.
  • Nenek Nabi
  • Nama nenek dari pihak ayah : Fatimah binti Amr bin `A’idh bin Imran bin Makhzum
  • Nama nenek dari pihak ibu: Barrah binti Abdul-Uzza bin Usman bin Abduddar bin Qushay

Paman Nabi (Saudara Laki Laki Ayah Nabi)

Selain Abdullah, kakek beliau mempunyai beberapa putra, telah disebutkan paman paman Nabi sebagai berikut :
  • Al Harits bin Abdul Muthalib (ayahanda Abu Sufyan bin Harits)
  • Muqawwam bin Abdul Muthalib
  • Zubair bin Abdul Muthalib
  • Abu Lahab bin Abdul Muthalib
  • Abdul Kaabah bin Abdul Muthalib
  • Abu Thalib bin Abdul Muthalib
  • Hijl bin Abdul Muthalib
  • Dzirar bin Abdul Muthalib
  • Hamzah bin Abdul Muthalib
  • Ghaidaq bin Abdul Muthalib
  • Al-Abbas bin Abdul Muthalib
Semua paman Nabi berjumlah 12 orang. Dari nama-nama tersebut, yang menjumpai kenabian hanya berjumlah empat orang yaitu Hamzah, Abu Lahab, Abu Thalib, dan ‘Abbas.
Yang beriman kepada Nabi hanya dua yaitu Hamzah dan ‘Abbas radhiyallahu ‘anhumaa. Sedangkan Abu Thalib dan Abu lahab tetap di atas agama nenek moyang mereka.
Adapun Abbas bin Abdul Muthalib merupakan paman Nabi yang termuda, beliau yang memiliki kuniyah Abu Fadhal. Beliau lebih muda dari rasulullah sekitar 2 atau 3 tahun.

Bibi Nabi (Saudara Perempuan Ayah Nabi)

Adapun bibi Rasulullah yaitu:
  • Atikah
  • Umaimah
  • Baidhak (Ummu Hakim)
  • Barrah
  • Shafiyah
  • Arwa
Shafiyyah merupakan ibunda dari Zubair bin Awam. Beliau masuk Islam dan sempat mengikuti perang Khandak serta beliau sempat membunuh seorang laki-laki dari golongan yahudi dan Rasulullah sendiri memberikan satu bagian dari harta ghanimah untuk beliau.
Hanya Shafiyyah saja yang beriman kepada Nabi ﷺ.
Adapun atikah dan Arwa terjadi perbedaan pendapat diantara para ulama tentang keislaman keduanya.

Saudara Persusuan Nabi

Rasulullah ﷺ memiliki beberapa saudara sepersusuan baik ketika menyusu dengan Thuwaibah maupun ketika menyusu dengan Halimatus Sa’diyah yaitu :
Dari Ibu Asuh Thuwaibah :
Hamzah bin Abdul Muthalib
Abu salamah bin Abdil `Asad.
Keduanya sama sama menyusu dengan Rasulullah kepada Thuwaibah, hamba sahaya Abu Lahab ketika Thuwaibah sedang menyusui anaknya Masruh bin Suwaibah.
Dari ibu asuh Halimah Sa’diyah :
Abu Sufyan bin Haris bin Abdul Muthalib, beliau merupakan saudara susuan Rasulullah dengan Halimatus Sa’diyah.
Abdullah, Asiyah, Huzafah dikenal dengan nama Asy Sya’ima. Ketiganya merupakan anak Halimatus Sa`diyah.

Nama Ibu Asuh Nabi

Ummu Aiman
Tsuwaibah al-Aslamiyah (budak perempuan Abu Lahab, paman Nabi SAW),
Halimah binti Abu Zuaib As-Sa‘diah (lebih dikenali Halimah As-Sa‘diah. Suaminya bernama Abu Kabsyah). Halimah punya anak perempuan bernama Asy-Syaima’ yang kemudian menjadi tawanan perang Hunain dan kemudian dibebaskan.

Istri Istri Rasulullah

Isteri pertama Rasulullah adalah Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah, menikah saat Rasulullah berusia 25 tahun. Adapun nama-nama isteri Rasulullah secara keseluruhan adalah:
  • Khadijah binti Khuwailid al-Asadiyah
  • Saudah binti Zam’ah al-Amiriyah al Quraisiyah
  • Aisyah binti Abi Bakar (anak Abu Bakar)
  • Hafsah binti Umar bin al-Khattab (anak Umar bin Al-Khattab
  • Ummu Salamah, Hindun binti Abi Umaiyah
  • Ummu Habibah, Ramlah binti Abu sufyan
  • Juwairiyah binti Harits (Barrah)
  • Shafiyah binti Huyay
  • Zainab binti Jahsyi
  • Zainab bin Khuzaimah (digelar ‘Ummu Al-Masakin; Ibu Orang Miskin).
  • Maimunah binti Harits.
Demikianlah 11 wanita istimewa yang mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi keluarga beliau tanpa ada perselisihan di kalangan ulama.
Disamping itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memiliki budak wanita. Dua wanita yang terkenal sebagai budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
a). Mariyah Al-Qibtiyah
Beliau adalah hadiah dari raja Muqauqis sebagai jawaban atassurat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengajaknya untuk masuk islam. Dari Mariyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan seorang anak yang membuat beliau sangat gembira, bernama Ibrahim. Namun putra beliau ini meninggal sebelum genap usia 2 tahun. Beliau meninggal di masa Umar, dan jenazahnya dishalati Umar bin Khatab dan dimakamkan bersama istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya.
b). Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah
Beliau tawanan bani Quraidzah, kemudian dijadikan budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ada juga yang mengatakan, beliau dibebaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dijadikan istrinya. Allahu a’lam.

Putera Puteri Rasulullah

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memiliki 7 anak yang terdiri atas 3 putera dan 4 puteri, yaitu:
  • Qasim
  • Abdullah
  • Ibrahim
  • Zainab
  • Ruqayyah
  • Ummi Kalthum
  • Fatimah Al-Zahra.
  • Anak Angkat Nabi Muhammad adalah Zaid bin Haritsah. Namun syariat Islam menghapus ‘anak angkat’.
Sedangkan anak tiri Nabi Muhammad [anak bawaan Khadijah] adalah :
  • Halah bin Abu Halah, 
  • Hindun bin Abu Halah, 
  • Zainab binti Abu Halah, 
  • Abdullah bin Atiq, 
  • Jariyah bin Atiq, 
  • dan Hindun binti Atiq.

Cucu Rasulullah

Berikut adalah cucu-cucu yang dimiliki Rasulullah :
  • Ali bin Abi Al Ash,
  • Abdullah bin Ustman bin Affan,
  • Umamah binti Abi Al Ash,
  • Hasan bin Ali,
  • Husain bin Ali ,
  • Zaynab binti Ali,
  • Ummu Kultsum binti Ali .
Untuk anak anak Fatimah, yakni Hasan, Husain, Ummu Kultsum dan Zainab, dari sisi ayah mereka Ali bin Abu Thalib, mereka adalah keponakan Nabi Muhammad. Karena Ali adalah sepupu Rasulullah.
Sedangkan Ali bin Al Ash dan Umamah binti Al Ash, dari sisi ayah mereka, Ali dan Umamah tetap bisa disebut cucu. Karena sang ayah, Al Ash adalah anak dari ipar Nabi Muhammad, yakni Halah binti Khuwailid.
Ketika selesai disusui, sang ayah [Abi Al As ] masih belum mau memeluk Islam. Kemudian Rasulullah yang khawatir akan pendidikan akidah dan akhlak cucunya, mengambil sang cucu untuk dipelihara di bawah asuhan kakek neneknya sendiri.
Saat Fathu Mekah pada tahun 630 M atau 8 H, Rasulullah memasuki kota Mekah dengan membonceng Ali bin Abi Al Ash dibelakangnya. Saat itu Ali sudah berusia 17 tahun. Sudah menjadi pemuda yang gagah berani. Namun Ali bin Abi Al Ash tidak memiliki keturunan, namun apakah ia memiliki istri atau tidak, tidak ada catatan sejarah tentang itu. Sejarah hanya mencatat ia wafat pada tahun 636 M pada masa Kahlifah Umar bin Khattab.
Tahun 614 M, lahirlah cucu kedua, yakni Abdullah bin Ustman. Abdullah anak pertama dan satu satunya yang lahir dari rahim Ruqayyah [dan Ustman bin Affan]. Abdullah lahir di Habasyah, karena kedua orang tuanya Ruqayyah dan Ustman bin Affan tengah hijrah bersama para sahabat lainnya seperti Ja’far bin Abu Thalib. Ruqayyah dan Ustman bin Affan menikah pada tahun itu [614 M] dan beberapa bulan kemudian hijrah ke Habasyah. Ini adalah hijrah pertama yang dilakukan kaum Muslim.
Cucu kedua [atau ketiga, karena tidak ada catatan pasti tahun berapa Abdullah dilahirkan saat di Habasyah ini] ini tidak sempat bertemu dengan kakek neneknya di Mekah. Abdullah wafat di Habasyah pada usia balita.
Tahun 620 M atau tahun 10 B, lahir cucu ke 3 atau cucu pertama perempuan, yakni Umamah binti Abi Al Ash Umamah adalah anak kedua Zaynab dan Abi Al Ash. Kelahiran Umamah bagaikan pelipur lara bagi Nabi yang masih bersedih karena wafatnya Khadijah dan sang paman, Abu Thalib. tak heran bila Rasulullah amat sangat menyayangi Umamah.. Beliau tidak juga pernah berpisah darinya meski sedang shalat. Bila shalat dan Umamah ada dalam gendongan beliau, Nabi akan shalat sambil menggendong Umamah.
Dan seperti sang kakak, Ali, Umamah juga diasuh oleh sang kakek, Rasulullah, karena ayah mereka masih belum mau masuk Islam. Dan seperti kakaknya pula, Umamah tidak memiliki keturunan hingga akhir hayatnya.
Tahun 625 M atau Tahun ke 3 Hijriyah, lahir cucu ke empat yakni Hasan bin Ali. Hasan adalah anak pertama dari Fatimah dan Ali bin Abu Thalib. Rasulullah menyambut cucu keempatnya dengan penuh syukur. Beliau bersyahadat di telinga Hasan, mentahnik dan memberinya nama Al Hasan, mencukur rambutnya dan bersedekah perak kepada orang-orang fakir seberat timbangan rambutnya.
Tahun 626 M atau Tahun ke 4 H, lahir cucu kelima yakni Husain bin Ali. Husain adalah anak kedua dari Fatimah dan Ali. Dan seperti kakaknya Hasan, nama Husain juga diberikan langsung oleh Rasulullah. Seperti kakaknya Hasan, Husain juga memiliki beberpa istri adan anak anak. Keturunan Husain masih banyak dijumpai hingga saat ini.
Tahun 630 M atau Tahun 8 H, lahirlah cucu keenam dan cucu perempuan kedua, yakni Zaynab binti Ali. Zaynab adalah anak ke 3 dan anak perempuan pertama Fatimah dan Ali. Nama Zaynab diberikan oleh Rasulullah untuk mengenang wafatnya Zaynab binti Muhammad yang wafat beberapa bulan sebelum lahirnya Zaynab binti Ali.
Tahun 631 M atau Tahun 9 H, lahirlah cucu ketujuh atau cucu perempuan ketiga, yakni Ummu Kultsum binti Ali. Ummu Kultsum adalah anak ke 4 dan merupakan bungsu dari Fatimah dan Ali. Karena Fatimah wafat 2 tahun kemudian [tahun 633 M].
Nama Ummu Kultsum juga diberikan oleh Rasulullah untuk mengenang wafatnya Ummu Kultsum binti Muhammad yang meninggal pada tahun itu. Wafatnya Ummu Kultsum, mengakibatkan keluarga inti Rasulullah kini tinggal Fatimah satu satunya anak Rasulullah yang masih hidup. Seperti kakaknya Zaynab, Ummu Kultsum juga diketahui tidak memiliki keturunan. Ia menikah dengan Umar bin Khattab.

Menantu Menantu Nabi Muhammad

Menantu-menantu yang dimiliki Rasulullah adalah :
  • Abu Al Ash bin Rabi‘,
  • Utbah bin Abu Lahab,
  • Utaibah bin Abu Lahab,
  • Ustman bin Affan,
  • Ali bin Abu Thalib.
Sepupu Nabi (anak dari paman beliau) ada dua puluh lima. Semuanya masuk Islam kecuali Thalib bin Abi Thalib, dan ‘Utaibah bin Abi Lahab.

Sepupu-sepupu yang paling masyhur adalah :

  • Ali bin Abi Thalib,
  • Ja’far bin Abi Thalib,
  • Aqil bin Abi Thalib,
  • Abdullah bin ‘Abbas,
  • Al-Fadhl bin ‘Abbas,
  • Ubaidullah bin ‘Abbas,
  • Qitsm bin Al-‘Abbas,
  • Abu Sufyan bin Al-Harits,
  • Rabi’ah bin Al-Harits,
  • Ummu Hani binti Abi Thalib,
  • Dhaba’ah binti Az-Zubair,
  • Durrah binti Abi Lahab,
  • Umamah binti Hamzah.
Sepupu Nabi (anak dari bibi Nabi) ada sebelas laki-laki dan tiga perempuan yaitu :
  • Amir bin Baydha’ dan Zuhair (keduanya anak dari ‘Aatikah),
  • Abdullah bin Jahsy,
  • Ubaidullah bin Jahsy,
  • Zubair bin Al-‘Awwam,
  • Zainab binti Jahsy,
  • Hamnah binti Jahsy.
Semuanya masuk Islam kecuali ‘Ubaidullah bin Jahsy.
Demikianlah, penyusunan artikel berjudul “Mengenal Keluarga Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam”, semoga menambah pengetahuan kita dan bermanfaat bagi semua. Wallahu ‘alam wa Barakallahu fiikum.
sumber bacaaan : Artikel bertema keluarga Nabi dalam blog https://abuzahrahanifa.wordpress.com/

Leave a Comment