Ibnu Khaldun, Ilmuwan Segala Ilmu

Ibnu Khaldun, Ilmuwan Segala Ilmu

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq 
1. Beberapa waktu yang lalu, beredar kabar yang cukup populer, yakni informasi pengakuan dari sang pendiri facebook Mark Zuckerberg bahwa ia menjadikan salah satu buku karya ilmuwan muslim terkenal, yang berjudul buku Muqaddimah sebagai bacaan favoritnya. 
Fakta ini memang benar dan faktual, meski kemudian ada beberapa bumbu tambahan ala berita indonesia, seperti : Mark sedang belajar agama Islam, segera menjadi mualaf dll.
2. Buku Muqadimah adalah salah satu karya besar seorang ilmuwan yang memiliki nama lengkap Abu Zaid Abdurrahmân bin Muhammad Ibnu Khaldun al-Hadrami al-Ishbili. Atau yang populer dengan sebutan Ibnu Khaldun. 
Beliau dilahirkan di Tunisia pada tahun 732 H atau yang bertepatan dengan 1322 M. Dan wafat di Kairo pada tahun 1406 M.
3. Sebenarnya ada banyak karya- karya dari Ibnu Khaldun lainnya yang juga digunakan di Eropa. Namun yang paling populer memang kitab yang satu ini.  Karena isinya yang lengkap, kritis dan berbobot, menjelaskan semua cabang ilmu pengetahuan mulai dari ilmu sosial atau yang kita kenal dengan ilmu umum hingga hampir semua cabang-cabang ilmu agama. 
4. Sampai sekian waktu kitab ini tersebar luas bahkan menjadi rujukan dunia barat hingga beberapa waktu. Padahal kitab Muqadimah, disebut-sebut baru merupakan “pendahulan” dari karyanya yang lain, tapi itu saja sudah hampir mencapai 2000 halaman, lalu bagaimana lagi dengan bagian isi atau inti kitabnya ?
Sayangnya bagian utama buku ini nasibnya seperti karya ilmuwan dan ulama muslim lainnya, tidak ditemukan hingga hari ini.
5. Ibnu Khaldun adalah ilmuwan besar muslimin yang muncul di abad ke- 14 M yang dikenal multi talenta, serba bisa segala cabang ilmu. Bahkan para ilmuwan dan sejarawan mengungkapkan ilmu – ilmu umum tidak akan bisa berkembang seperti saat ini tanpa keberadaanya.
Sarjana Amerika Serikat, Philip K Hitti menegaskan kontribusi besar Ibnu Khaldun dengan pujiannya : “Belum pernah ada sebelum dia, baik itu di Arab apalagi Eropa, yang memiliki pandangan komprehensif dan filosofis mengenai sejarah. 
Ibnu Khaldun merupakan filsuf-sejarah yang paling brilian yang pernah dihasilkan dunia Islam. Dia termasuk yang paling besar sepanjang sejarah.”
6. Dibidang ekonomi ia mencetuskan berbagai pemikiran brilian tentang teori ekonomi yang logis dan realistis yang digunakan hingga hari ini, jauh sebelum pakar ekonomi barat seperti Richard Cantillon, Adam Smith dan David Ricardo.
Beberapa pakar ekonomi menyatakan bahwa Ibnu Khaldun lah yang terbukti secara ilmiah menjadi penggagas pertama ilmu ekonomi secara empiris. Diantaranya Hilmi Murad secara khusus telah menulis sebuah karya ilmiah berjudul Abul Iqtishad: Ibnu Khaldun atau Bapak Ekonomi: Ibnu Khaldun.
7. Selain itu, istilah ”sosiologi”, walaupun diklaim digagas tokoh Prancis abad ke-19, Aguste Comte, namun kajian mengenai kehidupan sosial manusia sudah dibahas 500 tahun sebelumnya oleh Ibnu Khaldun. Itulah sebabnya beliau pun dijuluki “Bapak Sosiologi Islam”.
Salah satu karya Ibnu Khaldun lainnya dalam bidang sosiologi, yakni kitab al-I’bar, pernah diterjemahkan dan diterbitkan De Slane pada 1863 dengan judul Les Prolegomenes d’Ibnu Khaldoun. Menjadi salah satu buku paling berpengaruh bagi sosiolog-sosiolog Barat yang yang mengusung ilmu sosiologi modern.
8. Diantara ungkapan Ibnu Khaldun yang terkenal adalah :
أن المغلوب مولع أبدا بالاقتداء بالغالب في شعاره وزيه و نحلته و سائر أحواله و عوائده
“Sungguh pihak yang kalah biasanya akan menjadi pengekor kepada pihak pemenang. Baik dalam simbol, pakaian, kebudayaan dalam semua keadaan dan kebiasaannya.”
لو خيروني بين زوال الطغاة وزوال العبيد، لاخترت بدون تردد زوال العبيد.. لأن الـعـبـيـد يـصنعـون الـطـغـاة
“Seandainya aku disuruh memilih antara lenyapnya pemimpin dzalim atau hilangnya mental para budak, maka aku akan memilih tanpa keraguan sedikitpun, hilangnya mental budak itu. Karena sebenarnya mental budaklah yang melahirkan para pemimpin dzalim.”
9. Teori yang diwariskan Ibnu Khaldun yang melegenda sekaligus cukup kontroversial adalah teori yang bernama Al Umran. 
Di mana di antara intinya ia menyatakan asosiasi manusia dan kebudayaan manusia. Bahwa peradaban manusia termasuk negara itu memiliki siklus seperti halnya usia manusia. 
Demikian juga adanya hirarki seperti kaya dan miskin adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan sosial dan penopang bagi peradaban manusia.
10. Karena pemikirannya yang kritis dan cenderung anti mainstream dengan pemikir muslim di beberapa konsep, khususnya pandangannya mengenai negara dan ekonomi, Ibnu Khaldun sering dicap sebagai ilmuan sekuler bahkan anti Islam. 
Begitu juga karena ia termasuk yang membela filsafat dan menukil perkataan filsuf barat, sebagian kalangan ‘garis keras’ mengeluarkan dirinya dari deretan sosok yang bisa diambil ilmunya.
Padahal di masanya selain dikenal sebagai ilmuwan, sejarawan dan penjelajah, ia pun  digelari dengan sebutan al ‘alamah dan pakar ilmu Ushul. 
Saat Di Kairo Mesir, Ibnu Khaldun mendapatkan sambutan luar biasa dari para ulama. Ia membentuk sebuah halaqah di Al-Azhar bahkan menjadi guru besar di Universitas Al-Azhar. Ia pun dianugerahi gelar ”Waliuddin” oleh Sultan Mesir ketika itu, Burquq.
11. Yang jelas, sumbangsih Ibnu Khaldun rahimahullah yang bukan hanya untuk dunia Islam dan muslimin tapi untuk kemajuan peradaban dunia, adalah nyata adanya. 
Keberadaannya menjadi salah satu bukti berkilaunya ilmu di peradaban umat masa lalu, yang bahkan menjadi kebanggaan muslimin hingga hari ini.
Marja’: Al Muqadimah (2/2-22) Hayah Ibn Khaldun li Muh’ Khadir Husain hal 30-32.

Leave a Comment